RUMKIT BHAYANGKARA TK III INDRAMAYU
  • HOME
  • FASILITAS
  • PENUNJANG
  • DOKTER
  • BERITA
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture

lowongan pekerjaan

16/9/2025

0 Comments

 
Picture
0 Comments

indeks kepuasan masyarakat

23/6/2025

0 Comments

 
Picture
0 Comments

melayani dengan sepenuh hati

23/6/2025

0 Comments

 
Picture
0 Comments

June 23rd, 2025

23/6/2025

0 Comments

 
Picture
0 Comments

hari jadi dokkes polri ke-79

23/6/2025

0 Comments

 
Picture
0 Comments

nomor telpon darurat rs bhayangkara indramayu

23/6/2025

0 Comments

 
Picture
0 Comments

dokter spesialis radiologi

25/11/2024

0 Comments

 
Picture
0 Comments

dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn)

25/11/2024

0 Comments

 
Picture
0 Comments

lowongan pekerjaan

18/9/2024

0 Comments

 
Picture
0 Comments

June 03rd, 2024

3/6/2024

0 Comments

 
0 Comments

jadwal poliklinik

3/6/2024

0 Comments

 
Picture
0 Comments

berita duka

21/3/2024

0 Comments

 
Picture
0 Comments

tugas pokok dan fungsi uryandokpol

21/3/2024

0 Comments

 
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
0 Comments

dibutuhkan teknisi listrik

13/11/2023

0 Comments

 
Picture
0 Comments

pagu anggaran ta.2023

13/11/2023

0 Comments

 
Picture
0 Comments

October 26th, 2023

26/10/2023

0 Comments

 
Picture
0 Comments

August 21st, 2023

21/8/2023

0 Comments

 
Picture
0 Comments

lowongan kerja

2/8/2023

0 Comments

 
Picture
Picture
0 Comments

nilai indeks kepuasan masyarakat tahun 2022

31/7/2023

0 Comments

 
Picture
0 Comments

sampaikan kritik dan saran anda kepada kami

31/7/2023

0 Comments

 
Picture
0 Comments

July 31st, 2023

31/7/2023

0 Comments

 
0 Comments

saatnya survei bulan agustus 2023

31/7/2023

0 Comments

 
Picture
0 Comments

polri presisi untuk negeri

6/7/2023

1 Comment

 
Picture
1 Comment

cegah stunting

13/2/2023

0 Comments

 
Picture

ebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
 Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik)  dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.
 Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
 “Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih”, tutur Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, di Jakarta (7/4).
 Diterangkan Menkes Nila Moeloek, kesehatan berada di hilir. Seringkali masalah-masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah stunting, baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan. Karena itu, ditegaskan oleh Menkes, kesehatan membutuhkan peran semua sektor dan tatanan masyarakat.
 1) Pola Makan
 Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam.
 Istilah “Isi Piringku” dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak sumber protein sangat dianjurkan, di samping tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur.
 Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat.
 2) Pola Asuh
 Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita.
 Dimulai dari edukasi tentang kesehatab reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan.
 Bersalin di fasilitas kesehatan, lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan berupayalah agar bayi
mendapat colostrum air susu ibu (ASI). Berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan.
 Setelah itu, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan pendamping ASI. Jangan lupa pantau tumbuh kembangnya dengan membawa buah hati ke Posyandu setiap bulan.
 Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh pemerintah. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya di Posyandu atau Puskesmas.
 
3) Sanitasi dan Akses Air Bersih Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak pada risiko ancaman penyakit infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.
 “Pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua (seorang ibu) maka, dalam mengatur kesehatan dan gizi di keluarganya. Karena itu, edukasi diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi atau ibu dan anaknya”, tutupnya.
 Sekilas Mengenai Stunting
 Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.


0 Comments

p a r i p u r n a

6/2/2023

0 Comments

 
Picture
0 Comments
<<Previous
    Picture
    ​perpustakaan rumah sakit bhayangkara tk iii indramayu
    ​

    Archives

    June 2025
    November 2024
    September 2024
    June 2024
    March 2024
    November 2023
    October 2023
    August 2023
    July 2023
    February 2023
    January 2023
    October 2022
    August 2022
    February 2022
    December 2021
    October 2021
    September 2021
    July 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    November 2020
    October 2020
    September 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    November 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    July 2018

Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • HOME
  • FASILITAS
  • PENUNJANG
  • DOKTER
  • BERITA